Desain Akademik Ma’had Aly Situbondo

Penyelenggaraan pendidikan di Ma’had Aly didesain dengan perpaduan antara pendidikan akademik Perguruan Tinggi, Pendidikan Pesantren, dan Pendidikan Islam Tradisional. Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pendidikan di Ma’had Aly menggunakan dua pendekatan sekaligus, yakni pendekatan ilmiah dan pendekatan ruhaniah (spritual).

Dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengkaji Fikih dan Ushul Fikih, para Mahasantri diharap mampu menguasai seluruh teori, konsep, dan asumsi-asumsi dasar dalam Fikih dan Ushul Fikih.

Dengan pendekatan ruhaniah, Mahasantri diharap mampu memiliki sikap sebagaimana ulama salaf yang tidak hanya memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan tetapi juga memiliki ketakwaan yang kuat kepada Allah dan keluwesan dalam bertindak dan bergerak di masyarakat. Diharap dari dua pendekatan ini, Mahasantri bisa menjadi kader ulama.

Aktivitas Belajar-Mengajar Ma’had Aly Situbondo

Sebagai bentuk perpaduan antara pendidikan akademik Perguruan Tinggi dan Pendidikan Pesantren, maka dalam aktifitas belajar mengajar juga mengacu pada dua pendekatan tersebut. Dengan mengacu pada pendidikan di perguruan tinggi, maka di Ma’had Aly menggunakan sistem pembelajaran yang berpusat pada Mahasantri (student centered), yakni suatu jenis pendidikan di mana Mahasantri diberi wewenang penuh untuk mencari, menemukan, dan mengembangkan informasi atau ilmu yang didapatnya sementara dosen sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah dalam aktifitas belajar mengajar.

Dari sistem pembelajaran ini, maka kegiatan di kelas lebih mengarah pada diskusi antar sesama Mahasantri untuk merangkai sendiri bangunan ilmu pengetahuannya. Dalam hal ini, aktifitas belajar mengajar menggunakan lima model pendekatan.

  1. Tekstual, yaitu memahami nushūsh secara lughawiyah, harfiyah dan  tarkibiyah. Hal ini ditempuh dengan dua cara, yaitu al-tadris (bimbingan seorang dosen) dan musyawarah (diskusi).
  2. Maqāshidiyah, yaitu memahami nushsūh secara cermat dan dititik beratkan pada Maqāshid al-Syar’iyyah-nya.
  3. Tekstual-Kontekstual, yakni pembelajaran yang memadukan antara teks dengan konteks. Pembelajaran ini mengarahkan teks untuk dapat menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kontekstual.
  4. Komparatif, yaitu pembelajaran yang melibatkan berbagai referensi beragam karya para imam mujtahid dengan muqābalatu al-kutub al-qadīmah wa al-mu’āshirah (komparasi kitab-kitab klasik dan referensi kontemporer).
  5. Naqdiyah (kritis), yakni pembelajaran dengan membedah kitab berdasarkan pendekatan teori-teori Ushul Fikih yang kemudian berusaha mencari pendapat yang lebih baik.

Ma’had Aly sebagai perguruan tinggi pondok pesantren menggunakan model pembelajaran bandongan dan sorogan dengan bimbingan masyayikh yang sudah diakui kapasitas keilmuannya secara akademik dan integritasnya di tengah-tengah masyarakat.

Pembelajaran dengan sorogan yang dilaksanakan oleh para masyayikh menggunakan metode satu arah dan dua arah. Dengan model pembelajaran bandongan, Mahasantri mendapatkan tambahan pembendaharaan kosa kata dan wawasan keilmuan serta dapat melihat dan mengamati secara langsung tipologi para masyayikh untuk menjadi uswah yang baik pada mahasantri.

Kegiatan Kurikuler dan Ekstra Kurikuler Ma’had Aly Situbondo

Dalam proses pendidikan di Ma’had Aly, terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang rutin dilaksanakan (kurikuler) dan ada beberapa kegiatan pembelajaran yang diluar rutinitas (ekstra kurikuler).

Kegiatan kurikuler berupa perkuliahan yang dilakasanakan dengan terukur dan terstruktur berdasarkan jadwal dan kalender akademik. Kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan dengan materi pelajaran untuk memperkuat pendidikan kurikuler dan waktunya serta metodenya diatur atas kesepakatan para pembimbing dengan peserta didik dan atau kesepakatan antar peserta didik.

Sementara kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan Mahasantri yang berbentuk pelatihan, seminar, bahtsul masail, musyawarah, mudzakarah, dan halaqoh dengan berbagai level dari regional, nasional, dan internasional.

Di antara kegiatan ekstra kurikuler tersebut dipublikasikan melalui penerbitan Jurnal Washatiyah, Majalah Tanwirul Afkar, Buletin Gamis dan atau penertbitan buku, baik yang dikelola langsung oleh organisasi Mahasantri (Majlis Tanfidzi Mahasantri/MTM) maupun pengurus asrama.

Lingkungan Akademik Ma’had Aly Situbondo

Untuk menciptakan lingkungan akademik yang kondusif, maka KHR. As’ad Syamsul Arifin, meletakkan Ma’had Aly di lokasi khusus yang hanya diperuntukkan bagi asrama dan aktifitas civitas akademika Ma’had Aly.

Sesuai dengan wasiat KHR. As’ad Syamsul bahwa selain Mahasantri dan lembaga Ma’had Aly tidak diperkenankan berada di lingkungan Ma’had Aly. Mahasantri Ma’had Aly dapat menerima santri non Ma’had Aly untuk belajar kitab kuning sepanjang tidak mengganggu jadwal kegiatannya sendiri.

Struktur Kurikulum Ma’had Aly Situbondo

Mata kuliah yang diajarkan di Ma’had Aly, secara garis besar dapat dipetakan menjadi tiga kategori ;

Materi Dasar (al-mawad al-asasiyah) yaitu beberapa materi kuliah yang menjadi dasar pembelajaran sesuai dengan takhasus Fikih dan Ushul Fikih.

Materi Pokok (al-mawad al-ushūliyah) yaitu beberapa mata kuliah yang menjadi kajian utama dalam Takhasus Fikih dan Ushul Fikih.

Materi Pendukung (al-mawad al-musā’idah), yaitu beberapa materi kuliah disiplin ilmu lain yang terkait dengan materi pokok dan materi yang menjadi persyaratan pokok yang ditetapkan oleh negara.

 

 

 

 

Pin It on Pinterest