Bersatu Bersama Timnas: Pesan dari Dunia Sepak Bola

Bersatu Bersama Timnas: Pesan dari Dunia Sepak Bola

Oleh: Ali Ahmad Syaifuddin

Di tengah panasnya  kontestasi pemilu 2024, ada angin segar yang berembus dari Qatar membawa kabar gembira untuk rakyat Indonesia. Di tengah perpecahan akibat kubu-kubu politik ternyata ada yang dapat menyatukan bangsa, meskipun hanya sejenak. Timnas Indonesia akhirnya untuk pertama kalinya dapat melaju ke babak 16 besar Piala Asia. Sebuah sejarah telah tercipta. Seluruh rakyat patut bersorak. Kebetulan sekali, nasib baik ini tercatat di tahun politik, tahun di mana umat terpecah-pecah dan keberhasilan ini dapat menyatukan mereka kembali dalam satu suara “Indonesia”.

Sebelumnya di babak kualifikasi, Indonesia berada di grup D bersama dengan Jepang, Irak dan Vienam. Laga pertama dilalui Indonesia dengan kekalahan. Irak berhasil menjatuhkan Garuda Asia dengan skor tiga satu. Sempat menang melawan Vietnam dengan skor tipis satu kosong, Indonesia kembali menelan pahitnya kekalahan pada pertandingan terakhir melawan Jepang dengan skor tiga satu.

Namun, ajaibnya dan ini adalah nikmat yang insyaallah tidak akan didustakan oleh rakyat Indonesia, Timnas Indonesia berhasil lolos enam belas besar lewat jalur 3 peringkat terbaik. Hasil ini dicapai saat Oman, pesaing Indonesia dalam perebutan 3 peringkat terbaik, hanya berhasil imbang melawan Kirgistan. Banyak rakyat Indonesia yang berterima kasih kepada Kirgistan. Salah satu di antara mereka bahkan ada yang berkata “telah mendukung Kirgistan sejak lahir.”

Pada malam ini, di babak 16 besar Indonesia akan menantang Australia. Lawan yang cukup berat karena Australia merupakan negara (atau benua? Terserah lah ya) yang tidak pernah absen di Piala Dunia. Akan tetapi, harapan tidak boleh sampai pupus. Semua bisa terjadi di lapangan hijau.

Penulis teringat terhadap sebuah pribahasa, “musuh dari musuhku adalah temanku”. Ini adalah pribahasa kuno yang dapat memberikan sugesti bahwa dua orang yang bermusuhan dapat bekerja sama melawan musuh utama. Meskipun rakyat Indonesia berbeda-beda dengan latar belakang yang bermacam-macam, Indonesia dapat bersatu misalnya dulu saat melawan penjajah: Belanda dan Jepang. Tentu semangat seperti itu harus tetap lestari dan terpatri di dalam dada rakyat Indonesia.

Di dalam kancah politik, siapapun presidennya nanti tidak boleh sampai membuat Indonesia menjadi terpecah belah. Musuh utama kita adalah kemiskinan, ketidakadilan, korupsi dan mafsadat-mafsadat yang lain. Indonesia harus tetap bersatu agar dapat melawan semua itu. Bila tetap berpegang pada ambisi masing-masing sangatlah mungkin musuh utama dapat menghancurkan kita.

Dari Timnas kita tahu, bersatu dapat membuat kita teguh. Perpecahan akan menghancurkan. Saat ini Indonesia harus satu suara. Musuh kita adalah mereka: Australia. Awas kau Australia!

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest