Idealitas 3 Pilar Utama Demi Terciptanya Tatanan Dunia yang Ideal.

Idealitas 3 Pilar Utama Demi Terciptanya Tatanan Dunia yang Ideal.

Oleh: Muhammad Ahdanal Halim
(Musyrif Ma’had Aly Situbondo)

Dalam sebuah pepatah dikatakan :

ثلاثة اذا صلحوا صلحت الدنيا واذا فسدوا فسدت الدنيا وساءت احوال الناس وهم الفقيه والرئيس و الغني

“Ada tiga golongan yang apabila mereka baik akan menyebabkan dunia menjadi baik. Dan apabila mereka rusak maka keadaan dunia dan masyarakatnya akan rusak pula. Tiga golongan tersebut adalah ahli agama, pemimpin, dan orang kaya. “

Ketiga golongan ini merupakan satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan. Apabila salah satu dari ketiganya tidak baik, maka akan sulit untuk mewujudkan tatanan dunia yang ideal. Terlebih-lebih apabila ketiga-tiganya sangat jauh dari kategori baik maka bukannya mewujudkan kehidupan yang baik, malah akan menimbulkan kerusakan dimana-mana.

Oleh karenanya, Imam Syafi’i pernah mengatakan dalam salah satu syairnya :

ان الفقيه هو الفقيه بفعله # ليس الفقيه بنطقه ومقاله

Ahli agama yang sesungguhnya adalah ia yang menerapkan nilai-nilai agama di kehidupan nyata. Ahli agama bukanlah ia yang hanya berbicara dan berpidato tentang nilai-nilai agama.

وكذا الرئيس هو الرئيس بخلقه # ليس الرئيس بقومه و رجاله

Pemimpin sejati adalah ia yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan, seperti keadilan dan kebijaksanaan. Seorang pemimpin bukanlah ia yang sekedar mempunyai banyak pengikut dan didukung banyak golongan.

وكذا الغني هو الغني بحاله # ليس الغني بملكه وبماله

Orang kaya sejati adalah mereka yang kaya dengan perilakunya, seperti suka memberi dan suka berderma. Seseorang yang dikatakan kaya bukanlah dinilai dari banyaknya uang dan barang-barang yang ada di rumahnya.

Apabila ahli agama menerapkan nilai-nilai agama di kehidupan sehari-hari, seperti kewajiban mengikuti pemerintah, ber-akhlakul karimah, dsb. (sehingga diikuti oleh para pengikutnya ) kemudian para pemimpin membuat dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan atas nilai-nilai keadilan dan kebijaksanaan, dan orang-orang kaya tidak hanya sekedar pamer kekayaan melainkan suka memberi dan menyantuni orang-orang miskin yang membutukan, maka semboyan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” tak hanya isapan jempol belaka.

Tapi yang menjadi pertanyaan “kapankah ?”

Wallahu a’lam bi al-showab

Image by wirestock on Freepik

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest