Ketika Pemuda Minta Izin Berzina Pada Nabi

Ketika Pemuda Minta Izin Berzina Pada Nabi

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest

Oleh: Dr. Imam Nakhe’i
(Dosen Ma’had Aly Situbondo)

(Pentingnya Dalil Kemanusiaan)

Dikisahkan dalam Hadis Shahih, riwayat Ahmad, Suatu hari seorang pemuda datang menghadap Nabi. Di hadapan Nabi, pemuda itu berkata “Ya Rasulullah izinkan saya berzina”. Mendengar permintaan pemuda itu, para sahabat mengusirnya dari hadapan Nabi, pergi-pergi, gertak sahabat. Melihat sahabat mengusirnya, Nabi meminta agar pemuda itu lebih mendekat kepada Nabi.

Setelah pemuda itu duduk di dekat Nabi, Nabi Membisikkan kata kata:

Apakah engkau senang jika zina itu terjadi pada Ibumu? Pemuda itu menjawab, demi tuhan saya tidak rela. Kemudian Rasulullah bersabda ” bukan hanya kamu, seluruh manusia tidak rela jika itu terjadi pada ibunya”.

Nabi kembali bertanya: Bagaimana kalau itu terjadi pada putrimu? Pemuda itu menjawab, “Demi Tuhan saya tidak rela”. Maka Nabi bersabda, Semua manusia juga tidak rela jika itu terjadi pada putri-putrinya”.

Nabi kembali bertanya, bagaimana jika itu terjadi pada saudari-saudarimu, bibi mu? ketika pemuda itu menjawab, Demi tuhan saya tidak rela, Nabi pun bersabda “Semua manusia juga tidak rela jika itu terjadi pada saudari dan bibi mereka.

Mendengar jawaban-jawaban pemuda itu, Nabi meletakkan tangannya di tubuh pemuda itu, seraya berdoa “Ya Allah ampunilah dosanya, sucikan hatinya, jagalah kemaluannya”.

Berkat, perlakuan nabi yang lemah lembut dan doanya, dikisahkan pemuda itu tidak lagi “tolah-toleh ” kepada siapapun.

Nabi tidak menggunakan Dalil Alquran untuk menyadarkan pemuda itu, melainkan menyentuh kemanusiaannya dan menggerakkan hati nuraninya. Mengapa Nabi tidak menggunakan dalil …الزانية زالزانى? Mungkin juga Nabi menyadari, bahwa banyak orang yang memahami banyak dalil, tapi tipis dan ringkih kemanusiaannya, sehingga dalil yang dihafal justru digunakan untuk melawan kemanusiaan. Oleh karenanya, Nabi menyentuh kemanusiannya.

Hari ini, banyak yang menggunakan dalil ndakik ndakik, hafal diluar kepala, tetapi kering kemanusiaannya. Maka seharusnya, kemanusiaan itu mesti ditumbuhkan sebelum kesadaran beragama (الإنسانية قبل التدين)

Wallahu a’lam Bogor 25 09 22

Image by jcomp on Freepik

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest