Oleh: Ali Ahmad Syaifuddin (Santri Mahad Aly situbondo Marhalah Tsaniyah) Tidak ada yang benar-benar baru di dunia ini. Tidak ada jalan yang tidak pernah dilalui orang. Semuanya telah dilalui. Manusia
Oleh: Ali Ahmad Syaifuddin (Santri Mahad Aly Situbondo Marhalah Tsaniyah) Kitab kuning, begitu orang menyebutnya, merujuk kepada teks Arab gundul yang berisi ilmu-ilmu keislaman. Disebut kitab kuning karena warna kertasnya
Oleh: Ali Ahmad Syaifuddin (Santri Mahad Aly Situbondo Marhalah Tsaniyah) Kitab klasik terkenal memiliki bahasa yang sulit, singkat dan penuh makna. Hampir semua kitab klasik sulit dipahami. Itu sebabnya, tradisi
Oleh: Dr. KH. Mukhyiddin Khotib(Ketua PCNU Situbondo dan masyaikh Ma’had Aly Situbondo) KH. Achmad Romli Achmad — salah satu pengurus PCNU wakil Syuriyah yang sudah khidmat di PCNU Situbondo di
Oleh: Thoha Abil Qasim(Santri Mahad Aly Marhalah Ula) Nikah beda agama merupakan salah satu isu yang kontroversial di kalangan umat muslim. Bahkan sebenarnya nikah agama ini bukan hanya melahirkan pro
Oleh: Ali Ahmad Syaifuddin(Santri Mahad Aly Situbondo) Beberapa bulan yang lalu pemangku Mahad Aly Situbondo, Kiai Abdurrahman al-Kayyis, memberikan nasihat kepada para santri Mahad Aly dalam acara rutin tiga bulanan
Oleh: Moh Sholeh Shofier(Mahasantri Ma’had Aly Situbondo) Dinamika penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal penuh perdebatan yang alot di internal umat Islam, tak terkecuali dalam organisasi keagamaan seperti NU. Penuh dengan
Oleh: Moch Badawi Yusuf (Mahad Aly Marhalah Tsaniyah) Terdapat sebuah kisah menggelitik dalam kitab Rihlah Ibn Bathuthah. Dikisahkan bahwa dulu ada salah seorang raja dari kerajaan yang dikenal dengan negeri
Pertama-tama, jenengan melontarkan statement universal sebagaimana sudah maklum bahwa syariat memiliki dua dimensi. Pertama, syariat yang sifatnya Tsawabit, harga mati. Tidak boleh berubah dalam kondisi apa pun dan di mana
Acara seremonial halaqah fikih peradaban telah usai. Dan acara inti, resmi dibuka dengan penyerahan simbolis SK Panitia Nasional Halaqah Fikih Peradaban jilid 2 kepada KHR. Azaim Ibrahimy beserta pemukulan bedug