Membina Rumah Tangga Sesuai Impian Islam(1): Sekilas tentang kitab al-Usrah Kamā Yurīduhā al-Islāmu

Membina Rumah Tangga Sesuai Impian Islam(1): Sekilas tentang kitab al-Usrah Kamā Yurīduhā al-Islāmu

Sesuai jadwal pengajian, tadi sore adalah perdana Ma’had Aly Situbondo menyelenggarakan khataman kitab menjelang Ramadan yang diampu oleh Wakil Katib Ma’had Aly, Ust. Izzul Madid melalui Channel You Tube Ma’had Aly Situbondo. Kitab yang dikhatamkan adalah karya Syekh Yusuf al-Qardawi berjudul al-Usrah Kamā Yurīduhā al-Islāmu (Kira-kira: Rumah Tangga Sebagaimana dikehendaki Islam).

Sebagai perdana, Ust. Madid membaca pengantar kitab tersebut yang menguraikan cikal-bakal kitab itu berikut sekilas hal-ihwal pengarangnya. Menurut Ustad Madid, kendatipun Syekh Yusuf al-Qadawi dalam dunia perpolitikan disinyalir pro Ikhwan al-Muslimin tetapi tak dapat sangkal pemikiran dalam bidang lainnya dinilai amat revolusioner.

Maka tak mengherankan jika tidak sedikit karyanya penting untuk di kaji termasuk di antaranya adalah persoalan keluarga. Dalam hal ini agar tetap proporsional maka perlu menerapkan spirit pepatah yang menandaskan, sebagaimana dituturkan ustad Madid,

خذ ما صفا ودع الكدر # وكل أمورك للقدر

“Ambillah sesuatu yang jernih dan tinggalkan yang keruh # dan setiap urusanmu ada kadarnya”.

Kitab yang akan dikhatamkan sesungguhnya merupakan catatan-catatan seputar hal-ihwal rumah tangga yang dikehendaki oleh Islam. Kitab itu ditulis oleh Syekh Yusuf al-Qardawi dalam rangka Konferensi Keluarga Internasional Doha, yang diselenggarakan oleh Dewan Tertinggi Urusan Keluarga di Negara Qatar pada tanggal 29 dan 30 November 2004, dengan partisipasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Liga Arab, perwakilan dari agama-agama samawi dan gerakan kemajuan peradaban, serta dihadiri sejumlah tokoh penting dari seluruh dunia.

Yang membuat terkesan dari muktamar tersebut, menurut al-Qardawi, lantaran memiliki orientasi yang berbeda dengan muktamar-muktamar yang diselenggarakan sebelumnya menyangkut isu-isu keperempuanan dan mahligai rumah tangga.

Di mana muktamar sebelumnya semisal di Kairo, Beijing, New York, dan lain-lain bertentangan dengan pesan langit melalui Alquran, Injil dan Taurat serta bertentangan dengan pegangan orang-orang yang beragama di berbagai belahan dunia.

Misalnya, mendukung pornografi, LGBT, dan melegalkan aborsi secara bebas dengan dalih bahwa perempuan itu adalah merdeka dalam artian bebas mendayagunakan jasadnya sesuai kehendaknya, kendatipun sampai membunuh janinnya. Selain itu, juga membiarkan anak-anaknya terbebas dari kontrol orang tua dalam soal seks. Ringkasnya, mencabut otoritas orang tua terhadap anak-anaknya untuk memberikan bimbingan.

Hal ini menimbulkan problem serius berupa dekadensi moral bagi anak remaja atau kenakalan remaja semisal candu sek bebas, narkoba dan lain semacamnya sebagaimana banyak kita saksikan di era saat ini di Barat dan negara-negara yang ikut-ikutan.

Menurut ustad Madid, problematik itu tidak terjadi dalam sistem rumah tangga yang mana orang tua bisa memonitor anaknya untuk mendidiknya, semisal kawasan timur yang notabene beragama Islam. Karena sistem rumah tangga dalam Islam memiliki prinsip dan aturan-aturan yang di antaranya orang tua harus bekerja sama dalam mendidik anaknya supaya tidak terjebak dalam kemerosotan moral.

Untuk itu, perwakilan agama-agama monoteis merasa terpanggil untuk menghadapi penyimpangan-penyimpangan tersebut dari rel yang lurus: sesuai naluri dan agama. Puncaknya, pada Konferensi Kependudukan di Kairo Al-Azhar Al-Sharif, orang-orang dari Gereja Katolik “perwakilan Vatikan”, dan Gereja Ortodoks, Liga Dunia Muslim, perwakilan dari Republik Islam Iran, dan lainnya bergandengan tangan untuk merespons masalah itu yang cukup serius karena masifnya pergerakan yang digaungkan.

Oleh sebab itu, Muktamar yang diselenggarakan di Doha Qatar merupakan respons yang memiliki visi berbeda yaitu mengembalikan penyimpangan-penyimpangan seputar rumah tangga dan melestarikan nilai-nilai yang diserukan oleh semua agama kitab suci, Taurat, Injil, dan Alquran, dan dianjurkan oleh Yudaisme, Kristen, dan Islam.

Seorang laki-laki dan seorang perempuan di bawah naungan Syariat samawi, dan atas dasar kontrak hukum yang mengandung hak dan kewajiban, dan di antara buah perkawinan ini: adanya anak-anak yang dianggap sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana disinggung Alquran.

“Dia (Allah) memberikan anak-anak perempuannya kepada siapa saja yang dikehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa saja yang dikehendaki” (al-Syura [26]: 49).

Dalam Muktamar itu, Syekh Yusuf al-Qardawi berpartisipasi melalui dua makalahnya yang diberi judul (1) حول الزواج المستقر, seputar keluarga yang stabil (2) حول تكاملية الأمومة والأبوة في بناء الأسرة , seputar saling melengkapi ayah dan ibu dalam membangun rumah tangga. Kemudian dua makalah tersebut diterbitkan sebagaimana akan kita khatamkan.

Namun demikian, karena Muktamar itu terdiri dari berbagai golongan dan agama maka disadari oleh Syekh Yusuf al-Qardawi bahwa perbedaan di antara mereka tidak bisa dipadamkan kendatipun dalam soal prinsip dan spirit seputar rumah tangga adalah konsensus akan tetapi dalam hal subtil dan renek-reneknya tidak sedikit yang tidak sama.

Oleh sebab itu, Syekh Yusuf al-Qardawi menyerukan untuk tetap saling sokong satu sama lain dalam hal-hal yang disepakati untuk membentengi budaya yang bertentangan dan saling bertoleransi dalam hal yang tidak disepakati selama tidak prinsip. Dalam ungkapan lain, al-Qardawi menuturkan

نتعاون فيما اتَّفقنا عليه، ونتسامح فيما اختلفنا فيه

“Kami bekerja sama dalam apa yang kami sepakati, dan menoleransi apa yang tidak kami setujui”.

Sebagai penutup pengantar itu, Syekh Yusuf al-Qardawi mengutip ayat al-Quran.

{رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ} [آل عمران:8].

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menyesatkan hati kami setelah Engkau membimbing kami dan menganugerahkan kepada kami rahmat dari-Mu. Sungguh, Engkaulah Pemberi berkah” (Al-Imran [2] 8).

Oleh: Moh Soleh Shofier
(Mahasantri Ma’had aly Situbondo)

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest