<strong>Pengikat Nikmat dan Teguran untuk Aisyah</strong>

Pengikat Nikmat dan Teguran untuk Aisyah

Oleh: Ust. Doni Ekasaputra
(Dosen Ma’had Aly Situbondo)

Pada dasarnya, sedetikpun Tuhan tidak pernah alpa mencurahkan belas kasih dan murah karunia-Nya untuk manusia. Hanya saja, manusia sendiri yang memutusnya.

Selama manusia pandai bersyukur, nikmat tuhan tidak akan pernah putus dan tidak akan pernah pergi jauh meninggalkan mereka. Itu artinya, syukur adalah tali kekangnya.

Umar bin Abdul Azis Dawuh

قيدوا النعم بالشكر لله

“Ikatlah nikmat-nikmat Allah swt dengan bersyukur”.

Namun sayang, untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Manusia hanya sibuk memikirkan nikmat yang belum ia dapat hingga akhirnya teledor tak menyukuri nikmat yang telah ia dapat.

Akhirnya, nikmat Tuhan sirna dan datanglah petaka-Nya. Lantaran ini, Sayyidah Aisyah pernah mendapat teguran dari nabi. Di dalam bilik rumah Aisyah, Nabi melihat potongan roti jatuh. Oleh Nabi, dipungutnya potongan roti tersebut dan dibersihkan.

Lantas Nabi Bersabda:

يا عائشةُ أَحْسِنِي جِوَارَ نِعَمِ اللهِ تَعالَى فإنَّها قَلَّ ما نَفَرَتْ من أهلِ بَيْتٍ فَكَادَتْ أنْ تَرْجِعَ إليهِمْ

Wahai Asiyah! Hargailah segala bentuk nikmat Allah swt. karena ketika suatu nikmat telah pergi dari satu keluarga, niscaya sulit mengharapnya tuk kembali

Image by Freepik

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest

Exit mobile version