Siapa Saja yang Wajib Membayar Fidyah Puasa?

Siapa Saja yang Wajib Membayar Fidyah Puasa?

Agama Islam mewajibkan setiap pemeluknya berpuasa setiapkali bulan ramadhan tiba. Barangsiapa  tidak menunaikannya maka ia berdosa. Tentu saja kewajiban ini berlaku bagi setiap muslim yang sudah mukallaf dalam tinjauan agama.

Meski demikian, ada beberapa orang dengan kriteria tertentu diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Sebagai gantinya, mereka harus membayar tebusan berupa makanan pokok yang dalam literatur fikih dikenal dengan istilah fidyah. Lantas siapa saja orang-orang tersebut?

Pertama, seorang tua renta yang sudah tidak mampu lagi berpuasa. Orang yang sudah tua renta dan tidak mampu berpuasa maka ia diperbolehkan untuk tidak puasa dan wajib membayar fidyah.

Kedua, wanita hamil yang khawatir akan keselamatan anaknya. ketiga, wanita menyusui yang khawatir jika ia berpuasa dapat mencelakakan bayi yang disusuinya.

Kedua wanita ini boleh bahkan wajib tidak berpuasa dan wajib membayar fidyah serta mengqadla’ puasa. Namun jika mereka khawatir akan dirinya saja maka yang wajib hanya mengqadla’ puasa.

Kewajiban membayar fidyah tersebut berdasarkan firman Allah Swt;

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنَ

Dan bagi orang yang tidak mampu menjalankan puasa maka wajib membayar fidyah yaitu memberi makan fakir miskin. [Qs. al-Baqarah: ayat 184]

Hal ini sebagaimana penjelasan Imam al-Syafi’i dalam kitab al-Um Juz VII halaman 266;

قَالَ الشَّافِعِيُّ – رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى – أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ سُئِلَ عَنِ الْمَرْأَةِ الْحَامِلِ إِذَا خَافَتْ عَلَى وَلَدِهَا فَقَالَ: تُفْطِرُ وَتُطْعِمُ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِيْنًا مُدًّا مِنْ حِنْطَةٍ

Mengabarkan kepada kami Imam Malik dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar pernah ditanya tentang seorang wanita hamil yang khawatir akan keselamatan anaknya jika berpuasa. Maka ibnu Umar menjawab “tidak usah berpuasa dan berilah makanan kepada orang miskin setiap satu hari satu mud gandum”.

Penjelasan serupa juga disampaikan Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitabnya Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-khatib juz  II halaman 399;

وَإِنْ خَافَتَا مِنْهُ عَلَى أَوْلَادِهِمَا فَقَطْ بِأَنْ تَخَافَ الْحَامِلُ مِنْ إسْقَاطِهِ أَوْ الْمُرْضِعُ بِأَنْ يَقِلَّ اللَّبَنُ فَيَهْلَكُ الْوَلَدُ (أَفْطَرَتَا) أَيْضًا (وَ) وَجَبَ (عَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ) لِلْإِفْطَارِ وَالْكَفَّارَةُ

“Jika Ibu hamil khawatir kalau berpuasa akan membahayakan keselamatan anak dalam perutnya seperti keguguran dan Ibu yang menyusui khawatir asinya menjadi sedikit sekali sehingga dapat mencelakakan anaknya maka mereka berdua wajib tidak berpuasa dan wajib mengqadha’ puasanya serta membayar fidyah.”

Sementara penjelasan terkait orang tua disampaikan Syekh Khatib al-Syarbini dalam kitabnya al-Iqna’ juz I halaman 262;

(وَالشَّيْخُ) وَهُوَ مَنْ جَاوَزَ الْأَرْبَعِيْنَ وَالْعَجُوْزُ وَالْمَرِيْضُ الَّذِيْ لَا يُرْجَى بُرْؤُهُ (إِنْ عَجَزَ) كُلُّ مِنْهُمْ (عَنِ الصَّوْمِ) بِأَنْ كَانَ يَلْحَقُهُ بِهِ مَشَقَّةٌ شَدِيْدَةٌ (يُفْطِرُ وَيُطْعِمُ) إِنْ كَانَ حُرًّا (عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا) لِقَوْلِهِ تَعَالَى {وعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيقُوْنَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنَ}

“Seorang yang sudah tua baik laki-laki ataupun wanita jika tidak mampu berpuasa, sekiranya akan ada bahaya yang serius bila tetap berpuasa, maka ia boleh tidak berpuasa tanpa harus mengqadla’ dan wajib membayar fidyah satu mud makanan pokok untuk setiap satu hari. Berdasarkan firman Allah (di atas).”

Jadi, ada 3 orang yang wajib membayar fidyah puasa yaitu orang tua renta, wanita hamil, dan wanita menyusui. Ketiga orang tersebut boleh bahkan bisa jadi wajib tidak berpuasa dengan ketentuan-ketenuan yang telah dijelaskan di atas.

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest

Exit mobile version