SIMPUL DAN SIMBOL PERJUANGAN KHR. AS’AD SYAMSUL ARIFIN DALAM KONTEKS SOSIAL EKONOMI

SIMPUL DAN SIMBOL PERJUANGAN KHR. AS’AD SYAMSUL ARIFIN DALAM KONTEKS SOSIAL EKONOMI

Oleh: Dr. KH. Mukhyiddin Khotib
(Ketua PCNU Situbondo dan masyaikh Ma’had Aly Situbondo)

KH. Achmad Romli Achmad — salah satu pengurus PCNU wakil Syuriyah yang sudah khidmat di PCNU Situbondo di saat Hadlaratus Syekh Kiai As’ad Syamsul Arifin jadi rais Syuriyah PCNU Situbondo pada tahun 1980 an –bercerita kepada kami. Menurut Beliau pada suatu ketika kiai As’ad menyampaikan pertanyaan kepada para pengurus “Pekerjaan apa yang saat ini yang bisa mempercepat masuk surga?”

Sebagian pengurus jawab Bangun masjid, sebagian jawab bangun pesantren, sebagian jawab bangun madrasah dll. Dari berbagai jawaban yang dilontarkan masih belum ada yang cocok dengan apa yang dimaksud oleh Kiai As’ad. Akhirnya beliau jelaskan sendiri yaitu “Memikirkan dan memberi solusi kesulitan ekonomi umat, coba lihat saat ini bagaimana kondisi masyarakat sepanjang jalan pembangunan tambak, siapa yang punya tambak2 itu? apa yang harus kita lakukan? Pernahkah kita berpikir soal itu?“.

Terkait dengan hal tersebut ternyata beliau ( dari informasi yang saya terima) telah memberikan contoh dan motivasi kepada generasi berikutnya dalam dua hal.

1. Beliau telah mengadvokasi pembangunan irigasi sungai sampean baru Bondowoso untuk dialirkan ke Situbondo sampai wilayah Asembagus dan Banyuputih. Beliau menyampaikan ke presiden Soeharto agar membangun waduk dan irigasi tersebut, ternyata usaha beliau berhasil dan dinikmati masyarakat Situbondo sampai sekarang. 

Pada sekitar bulan Oktober 2021 di saat saya baru terpilih sebagai ketua PCNU Situbondo, irigasi sampean baru pernah tersendat2 dan macet dalam beberapa hari, kemudian salah satu pengurus PCNU Alm. H. Anang bilang kepada saya agar PCNU bisa memfasilitasi santri datang ke petugas sungai sampean baru untuk menyampaikan kondisi tersebut.

Kemudian saya respons dan menentukan hari akan berkunjung ke sana, saya bilang ke H. Anang sampean kirim info ke petugas sungai sampean baru bahwa PCNU akan datang untuk melanjutkan perjuangan Kiai As’ad. Lalu apa yang terjadi? Begitu salam itu disampaikan dan belum sempat kami datang ke sana, tiba2 airnya lancar dan memenuhi kebutuhan para petani di sekitar kota sampai asembagus sampai saat ini.

2. Pada sekitar tahun 1975 an, Kiai As’ad telah mengadvokasi pelepasan tanah perkebunan di desa sempol Jember untuk diberikan ke masyarakat, ternyata usaha beliau berhasil, beberapa hektar tanah kebun kopi dilepas oleh pemerintah dan diberikan ke masyarakat.

Dua bebtuk perjuangan beliau ini sebagai pataktek dari 

حسن المعاملة مع الخلق

“Kebaikan bermualah dengan mahkluk”.

Semoga kita bisa meneladani uswah beliau yang luar biasa tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَحٰۤضُّوْنَ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۙ

“Tidak saling mengajak memberi makan orang miskin…”(Al-fajr 18).

Berikut Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-ma’un ayat 1-3 :

ﵟأَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١ فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ ٢ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣ ﵞ [الماعون: 1-3] 

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin”.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud disebutkan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carilah untukku orang-orang lemah, sesungguhnya kalian diberi rezeki dan kalian ditolong karena orang-orang yang lemah/ miskin.” (HR. Abu Dawud)

Dalam sebagian riwayat:

اِبْغُوْنِيْ فِي ضُعَفَائِكُمْ

“Carilah aku di orang-orang miskin,”

Dari hadis tersebut seakan-akan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama dengan mereka. Dimana ada orang miskin seakan-akan di situ ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ini adalah hadits yang memerintahkan kita untuk memperhatikan orang-orang miskin/ susah, karena mereka adalah orang-orang yang tidak diperhatikan, tidak dipedulikan, dipandang dengan sebelah mata.

Hal ini karena kita tahu di masyarakat bahwasanya yang menjadi barometer penilaian seseorang adalah kekayaan dan kemewahan. Wajar jika seseorang melihat orang kaya maka dipandang/ dihormati, sangat wajar sekali. Dan wajar jika seseorang ketika melihat orang miskin maka dipandang dengan sebelah mata. Melayani umat terutama dalam ekonominya adalah bagian dari thariqat untuk sampai kepada Allah SWT.

DALAM SALAH SATU WASIAT BELIAU TERTULIS DG JELAS, NOROK MEKKERE EKONOMI UMAT (ikut membantu ekonomi ummat), selain pesan beliau tentang NU dan Pendidikan.

رحمه الله تعالى رحمة الابرار ونفعنا بعلومه واسراره…

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pin It on Pinterest